Indikator menghabis-habiskan anggaran,
oleh aparat sipil di negara bukan-bukan,
di akhir tahun banyak rapat dan pelatihan,
di hotel paling mewah diselenggarakan,
terutama di daerah atau templat pelesiran,
tetapi yang hadir minim dan keluar masuk ruangan.
—
Acara dibuat tiga hari berturutan,
hari pertama cuma chek-in kedatangan,
hari ketiga cuma check-out kepulangan,
acara cuma di hari kedua dan juga cuma jam-jaman,
agar lumsum penuh tiga harian,
yang penting absen ditandatangan,
lalu narasumber dari luar berdatangan,
kualitas toh tak ada yang mempersoalkan,
yang penting ada materi untuk bahan pertanggungjawaban,
toh narasumberpun biasanya tidak keberatan,
karena honor mereka sekarang jutaan.
—
Tapi rakyat di luar sana dapat apa gerangan,
kalau makin baik birokrat membuat kebijakan,
tentu tak banyak lagi kritik maupun makian,
juga tak ada lagi puisi seperti ini jadi suratan,
tapi kalau justru makin rata kelaparan dan kebodohan,
atau makin canggih korupsi dan penindasan,
maka tunggulah puisi ini menjadi bola liar bersahutan,
yang bisa mendorong sebuah negeri berganti zaman.
Mengenangkan nasib perjuangan
Melanjutkan kehidupan Islam
Menjadi rahmat seluruh alam
Walau kaum kuffar tak senang.
Tinggalkan nafsu yang melenakan
Tinggalkan amal yang melalaikan
Raih syariat yang membangkitkan
Khilafah ayo segera tegakkan
Reff:
Syari’at segera terapkan <Hai Muslim>
Khilafah mempersatukan
Maka kebangkitan pasti akan datang
Ke dunia kita tunjukkan
Merenungkan nasib umat Islam
Di Iraq yang telah dihinakan
Amerika teroris jahanam
Walau seluruh dunia menentang
Hai para pemimpin negeri Islam
Setelah Iraq dan Afghanistan
Akan giliran negeri kalian
Bila anda tetap tinggal diam
Reff:
Segera kirim pasukan <mujahid>
Sampai raih kemenangan
Atau jadi syuhada di medan juang
Itulah kemuliaan
(Demo di depan Kedubes Amerika, Agustus 2004