History book doesn’t tell ALL about reality in the past, but tell about which reality is ACCEPTED by the ruler, when the history is written down. (Buku sejarah tidak menceritakan SELURUH realitas di masa lalu, tetapi tentang realitas yang DISETUJUI oleh penguasa ketika sejarah itu ditulis). (Fahmi Amhar)
Berikut sepenggal kisah tersebut di ambil dari Mainstream Media Indonesia‘s photo.
Rahmah El Yunusiyyah, Mujahidah tanpa Emansipasi
Di antara para pahlawan Nasional, terdapat sederet nama-nama wanita dari berbagai daerah dan beragam cara berjuangnya. Kalau Cut Nyak Dien dan Keumalahayati berjuang dengan mengangkat senjata tanpa mendirikan sekolah, sementara Dewi Sartika berjuang dengan mendirikan sekolah tanpa mengangkat senjata. Tapi selain mereka, lihatlah Rahmah El Yunusiyah, yang berjuang dengan mendirikan sekolah sekaligus mengangkat senjata. Dan ia pertaruhkan seluruh jiwa raganya demi agama.
Jilbabnya yang panjang nan lebar melebihi dada selalu dikenakannya, memperlihatkan didikan dan penanaman agama yang sangat kuat pada dirinya.
“Kalau saya tidak mulai dari sekarang, maka kaum saya akan tetap terbelakang. Saya harus mulai, dan saya yakin akan banyak pengorbanan dituntut dari diri saya”, kata Rahmah El Yunusiyah suatu hari bertekad.
(more…)