Bagi kami yang mencintai dunia fisika dan astronomi – sehingga relatif akrab dengan keduanya – tiap hari adalah bersyukur. Seperti hari ini.
Observatorium Remanzacco merelease berita melintasnya Asteroid-2012-TV pada Minggu 7 Oktober 2012 pukul 22:04 WIB (http://www.sott.net/article/252047-Close-Approach-of-Asteroid-2012-TV). Asteroid yang berdiameter 40 meter itu melintas hanya sejauh 255.000 km dari Bumi, alias lebih dekat ketimbang jarak Bulan ke Bumi (yang besarnya 384.000 km). Titik terdekat permukaan Bumi dengan asteroid pada saat itu adalah Selandia Baru. Saat melintas dekat tersebut, Asteroid 2012 TV melesat dengan kecepatan 15 km/detik alias 54.000 km/jam.
Dari beberapa batu meteor yang pernah ditemukan, diduga keras bahwa asteroid terdiri dari elemen besi. Sebuah bola berdiameter 40 m berbahan besi (massa jenis 7,8 kg/liter) akan memiliki massa sekitar 263 juta ton. Bila sebagian besar menguap karena gesekan dengan atmosfir atas, dan hanya sepersejuta yang jatuh menghantam bumi, maka materi yang tersisa itu masih pula 263 ton. Namun dengan kecepatannya yang dahsyat, bola besi “sekecil” itu masih pula memiliki energi kinetik lebih dari 29 ribu Giga Joule. Dibandingkan dengan energi dalam bom atom Hiroshima yang “hanya” 15 kiloton TNT (15 x 4,18 Giga Joule), maka energi asteroid itu masih senilai 472 bom atom Hiroshima.
Allah Maha Pengasih dengan menjadikan asteroid itu hanya “lewat”, tidak “singgah” di bumi. Hingga kini, kemungkinan asteroid menghantam bumi sangat kecil, mungkin sekali setiap sejuta tahun. Kejadian terakhir adalah di Tunguska Rusia 30 Juni 1908. Batu besi yang menghantam bumi itu kira-kira berdiameter 45-70 meter. Energinya setara dengan 10 megatons TNT atau 666 bom atom Hiroshima. Allah Maha Pengasih dengan menjatuhkan “batu neraka” itu di daerah tanpa penduduk. Apa jadinya jika batu itu dijatuhkannya di tempat-tempat yang kita cintai? Allah yang Maha Memiliki lebih pantas kita cintai. Bahwa batu itu tidak mencelakakan Anda hari ini, adalah sebuah peringatan, bahwa Allah masih menginginkan Anda menjalani rencana-Nya yang lain! Rencana itu adalah jalan sesuai syariah-Nya. Mari kita jalani rencana-Nya itu dengan sepenuh hati, bahwa apa yang Dia kehendaki, adalah yang terbaik dalam hidup kita.