Ini penggalan sebuah kisah nyata,
Di sebuah universitas swasta tak jauh dari ibu kota,
Yang uang pangkal dan SPP-nya aduhai murahnya,
Karena memang didirikan untuk kalangan tak berpunya.
Tapi lalu universitas itu punya kendala,
Hanya mampu membayar dosennya ala kadarnya,
Uang transpor sekali hadir hanya 15.000 rupiahnya,
1 jam lektor madya hanya 10.000 harganya.
Beberapa orang yang semula mau mengajar di sana,
Lama-lama menjadikannya prioritas nomor dua,
Lama mahasiswa tak melihat kehadirannya,
Bahkan jelang ujian, kuliah baru dua-tiga kali terselenggara.
Demikian juga dengan fasilitas laboratoriumnya,
Ini fakultas teknik atau fakultas sastra ?
Cuma menghafal itu kompetensi mahasiswanya.
Adapun memecahkan masalah, gelap semuanya!
Apakah pemerintah bersedia membantunya?
Ah, pendidikan tinggi itu bukan kebutuhan dasar, katanya.
Kalau di universitas negeri, tersedia banyak beasiswa.
Toh mereka telah terseleksi berdasarkan intelegensia.
Di universitas swasta ini, semua bisa memasukinya.
Ada test seleksi, tapi sebenarnya hanya pura-pura.
Semua yang ingin kuliah di sana, pasti diterima.
Kelas membludak dan dosen kewalahan, itu akibatnya. (more…)
Wahai Saudaraku, kader dan simpatisan HTI,
Sekalipun kalian meyakini kesalahan demokrasi,
Tetapi tetaplah santun pada mereka yang menjalani,
Karena sungguh di antara mereka ada yang hanya beda definisi,
Mereka anggap demokrasi hanya alat agar penguasa bisa dikoreksi,
Dan itu pun hanya bersifat sementara sebagai solusi,
Karena di ujung sana tetap Khilafah juga dambaan hati,
Seperti ada di kitab karangan Al-Bana hingga Qardhawi.
Karena itu tak boleh mereka dicaci-maki,
Tetapi semangatilah agar dakwahkan syari’ah mereka tetap berani,
Apalagi bila mereka menjadi wakil rakyat atau pejabat tinggi,
Agar di dewan tidak ada Undang-undang yang tidak syar’i,
Agar jadi Gubernur tak ijinkan acara Miss World meski tanpa bikini,
Agar jadi Menteri bersihkan kebijakan dari segala konspirasi,
Dan bila saatnya tiba, Islam akan mereka jadikan konstitusi.
Dukunglah, bila mereka dengan sungguh-sungguh berjanji,
Akan menegakkan Islam tanpa malu-malu atau sembunyi-sembunyi,
Seraya melindungi umat dari makar imperialis jagad yang ditakuti.
Tetapi bila mereka justru mengajak menikmati demokrasi yang sejati,
Menghalalkan yang haram, sedang yang fardhu malah dibatasi,
Kemudian pejuang syariah dan khilafah malah dimusuhi,
Penjajah kafir malah dengan manis diajak berkolaborasi,
Maka ingatkanlah mereka, lalu doakanlah di malam sunyi,
Karena Allahlah Sang Pemberi Hidayah yang azabnya tak terperi.