Apakah bedanya antara “arsitektur Islam” dan “arsitektur syariah”? Adakah sebenarnya istilah “arsitektur syariah”?
Arsitektur Islam jauh lebih mudah dipahami, karena sering disamakan dengan bentuk dan ornamen Timur Tengah, penggunaan bentuk kubah, kaligrafi dan penanaman pohon palem di tamannya. Sementara aristektur syariah agak lebih abstrak.
Tetapi sebenarnya orang sudah sering mengeluhkan ketika di suatu ruang publik seperti hotel, mal, terminal atau stadion, mushalanya amat sempit, pengab, atau di lokasi yang paling sulit dijangkau. Sering juga mushola itu sebenarnya tidak dari awal didesain sebagai mushala, tetapi hanya diimprovisasi karena ada kebutuhan. Ini adalah indikasi bahwa diperlukan adalah suatu arsitektur yang mendukung penerapan syariah, meskipun baru sebatas kewajiban fardhiyah (ibadah, menjaga aurat).
Tetapi minat (ghirah) yang meningkat pada Islam, baik dari sisi bentuk (arsitektur Islam ala Timur Tengah) maupun substansi (arsitektur ramah syariah) ini harus diapresiasi dan dipupuk. Persoalannya memang banyak bangunan modern yang tidak dibangun oleh arsitek Muslim atau arsitek yang sadar syariah. Lebih parah lagi jika pemilik gedung juga tidak memiliki kesadaran syariah, sehingga ketika membuat spesifikasi gedung yang akan dibangun, dia melupakan detil yang terkait syariah.
Saat ini, teknologi arsitektur modern memang sudah tidak lagi berada di tangan umat Islam. Padahal kalau berkaca pada sejarah, akan kita temukan bahwa inovasi arsitektur terbesar justru dilakukan para arsitek Muslim. Yang paling terkenal tentu saja Sinan! (more…)