Beyond the Scientific Way

Fahmi Amhar Official Blog
May 1st, 2013

Sepenggal Kisah yang Terlewat oleh Sejarah

History book doesn’t tell ALL about reality in the past, but tell about which reality is ACCEPTED by the ruler, when the history is written down. (Buku sejarah tidak menceritakan SELURUH realitas di masa lalu, tetapi tentang realitas yang DISETUJUI oleh penguasa ketika sejarah itu ditulis). (Fahmi Amhar)

Berikut sepenggal kisah tersebut di ambil dari Mainstream Media Indonesia‘s photo.

Rahmah El Yunusiyyah, Mujahidah tanpa Emansipasi

Foto-Rahmah-El-Yunusiyyah-fahmiamhardotcom
Di antara para pahlawan Nasional, terdapat sederet nama-nama wanita dari berbagai daerah dan beragam cara berjuangnya. Kalau Cut Nyak Dien dan Keumalahayati berjuang dengan mengangkat senjata tanpa mendirikan sekolah, sementara Dewi Sartika berjuang dengan mendirikan sekolah tanpa mengangkat senjata. Tapi selain mereka, lihatlah Rahmah El Yunusiyah, yang berjuang dengan mendirikan sekolah sekaligus mengangkat senjata. Dan ia pertaruhkan seluruh jiwa raganya demi agama.

Jilbabnya yang panjang nan lebar melebihi dada selalu dikenakannya, memperlihatkan didikan dan penanaman agama yang sangat kuat pada dirinya.

“Kalau saya tidak mulai dari sekarang, maka kaum saya akan tetap terbelakang. Saya harus mulai, dan saya yakin akan banyak pengorbanan dituntut dari diri saya”, kata Rahmah El Yunusiyah suatu hari bertekad.

Tags: , , , , ,

April 27th, 2013

Sepenggal Kisah Nyata

Ini penggalan sebuah kisah nyata,
Di sebuah universitas swasta tak jauh dari ibu kota,
Yang uang pangkal dan SPP-nya aduhai murahnya,
Karena memang didirikan untuk kalangan tak berpunya.

Tapi lalu universitas itu punya kendala,
Hanya mampu membayar dosennya ala kadarnya,
Uang transpor sekali hadir hanya 15.000 rupiahnya,
1 jam lektor madya hanya 10.000 harganya.

Beberapa orang yang semula mau mengajar di sana,
Lama-lama menjadikannya prioritas nomor dua,
Lama mahasiswa tak melihat kehadirannya,
Bahkan jelang ujian, kuliah baru dua-tiga kali terselenggara.

Demikian juga dengan fasilitas laboratoriumnya,
Ini fakultas teknik atau fakultas sastra ?
Cuma menghafal itu kompetensi mahasiswanya.
Adapun memecahkan masalah, gelap semuanya!

Apakah pemerintah bersedia membantunya?
Ah, pendidikan tinggi itu bukan kebutuhan dasar, katanya.
Kalau di universitas negeri, tersedia banyak beasiswa.
Toh mereka telah terseleksi berdasarkan intelegensia.

Di universitas swasta ini, semua bisa memasukinya.
Ada test seleksi, tapi sebenarnya hanya pura-pura.
Semua yang ingin kuliah di sana, pasti diterima.
Kelas membludak dan dosen kewalahan, itu akibatnya.

Tags: , , , , ,

April 25th, 2013

HT di mata ilmuwan Jepang

PERANAN HIZBUT TAHRIR MEMBANGUN PERADABAN ISLAM KE DEPAN
(Oleh: Prof. Dr. Hassan Ko Nakata – Ketua Asosiasi Muslim Jepang, Guru Besar Sekolah Teologi, Universitas Doshisha, Jepang)

POSISI HIZBUT TAHRIR DI TENGAH-TENGAH UMAT

Hizbut Tahrir adalah salah satu gerakan politik di antara kelompok-kelompok Islam yang tergabung dalam Islahi-Salafi-Sunni. Ajaran Islam itu sendiri mempunyai beberapa level. Level paling rendah secara umum dapat dipahami oleh seluruh kaum Muslim. Namun, level tertinggi merupakan segmentasi khusus yang hanya diajarkan oleh Hizbut Tahrir.

Sebagai gerakan Sunni, Hizbut Tahrir percaya bahwa kepemimpinan politik tidak didasarkan pada penunjukan yang ditetapkan di dalam wahyu (petunjuk langsung dari Allah) yang diterima oleh seorang imam ma‘shûm yang suci, namun berdasarkan pemilihan umat Islam itu sendiri.

Sebagai gerakan Sunni-Salafi, gerakan ini mengacu pada pemaknaan secara langsung dari ayat-ayat al-Quran dan Hadis Nabi saw. tanpa mengacu pada mazhab-mazhab Sunni yang telah terlebih dulu ada (seperti Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali).

Sebagai gerakan Sunni-Salafi-Islahi, gerakan ini menolak segala bentuk gagasan sosial-politik yang berasal dari luar Islam—tetapi murni sebagaimana yang diajarkan oleh para Salaf Salih (para generasi salih terdahulu)—baik nilai-nilai tradisional dari masa pra-Islam yang bertentangan dengan Islam maupun konsep modern dari Barat, sebagai dasar ideologis dari perubahan.

Aspek Sunni dari gerakan ini bisa dipahami bersama oleh seluruh kaum Muslim Sunni, kecuali oleh Muslim Syiah. Aspek Salafi dari gerakan ini diikuti oleh seluruh Muslim Salafi, namun tidak oleh Muslim yang mengikuti mazhab atau Muslim “tradisional”. Aspek Salafi dan Islahi dari gerakan ini dilakukan secara simultan oleh seluruh gerakan Salafi Islahi, namun tidak oleh kalangan non-politis dan pro-status quo dari golongan Muslim Salafi.

Tags: , , , ,