Beyond the Scientific Way

Fahmi Amhar Official Blog
August 4th, 2013

BULAN PERUBAHAN – Ramadhan Hari-24: UBAH AMUNISI

fahmi-amhar-ubah-amunisiSesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu jenis dan cara mereka menggunakan “senjata” (amunisi).

Tidak ada peperangan bisa dimenangkan tanpa senjata atau amunisi. Hanya senjatanya itu berupa apa, itu tergantung jenis perangnya, dan sejauh mana pelaku peperangan menguasai berbagai jenis senjata itu.

Di dalam al-Qur’an ada perintah seperti ini: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)” (Qs. 8:60).

Ayat ini bermakna sangat dalam.

Zaman nabi, kekuatan sebuah pasukan itu tergambar pada kuda-kuda perang. Kalau sekarang musuh kita menggunakan rudal nuklir, ya tentu saja kekuatan kita tidak lagi bisa bertumpu pada kuda. Kita mungkin harus menyiapkan rudal nuklir juga. India dan Pakistan dulu sering berperang. Tetapi sejak keduanya memiliki senjata nuklir, mereka saling menahan diri. Adanya amunisi canggih telah mengubah nasib kedua negara.

Bisa pula senjata kita itu bukan nuklir, maka setidaknya sistem yang mampu menghentikan rudal nuklir musuh itu sebelum sampai ke sasaran di tempat kita. Bisa seperti rudal anti rudal (“Patriot”). Bisa pula sistem elektronik yang mampu mengganggu sistem elektronik rudal sehingga kehilangan arah, atau tidak terkendali, atau bahkan mati sebelum terluncurkan. Di film fiktif besutan Hollywood “Independence Day”, dikisahkan bahwa senjata manusia yang akhirnya dapat melumpuhkan UFO raksasa itu adalah: virus komputer !!!

Tags: , , ,

August 2nd, 2013

Buku 40 Jurus Agar Allah Mengubah Nasib Kita

buku-mengubah-nasib“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum mereka mengubah apa yang ada dalam diri mereka”

Apa saja dalam diri kita yang bisa kita ubah, seraya kita berharap agar Allah mengubah nasib kita, mengubah jalan hidup kita, menuju kesuksesan dan keberkahan?  Juga bagaimana agar nasib bangsa kita, ummat Islam di seluruh penjuru dunia, yang saat ini masih jauh dari ideal – yaitu ummat terbaik ?  Apa yang harus diubah pada mereka, agar doa mereka ijabah, agar kita memang pantas untuk diubah nasibnya oleh Allah azza wa jalla?

Alhamdulillah, selama bulan Ramadhan 1434 H saya sudah menyelesaikan menulis 30 seri perubahan, meski boleh jadi Ramadhan kali ini cuma 29 hari.  Sebenarnya bahan untuk perubahan ini malah minimal ada 40.  Jadi minimal masih 10 lagi yang bisa ditulis.  Sekedar ngasih clue: yang harus diubah juga misalnya TRANSPARANSI …

Kalau Anda menikmatinya, dan tulisan itu bisa menginspirasi, saya hanya ucapkan Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah membimbing kita semua.

Karena dorongan agar seluruh materi ini diedit lagi, juga ditambah mendalam bahasannya, dilengkapi dengan dalil (Qur’an & Hadits) yang relevan, maka insya Allah, saya akan menerbitkannya dalam bentuk buku: 40 JURUS AGAR ALLAH MENGUBAH NASIB KITA.   Saya teringat bahwa Imam Nawawy pernah mengumpulkan 40 hadits pilihan dalam kitab Hadits Arbain-nya.  Saya akan mencoba mengikuti jejaknya, menulis 40 hadits perubahan (juga ayat Qur’an yang relevan) dalam buku ini.

Insya Allah buku ini akan keluar bulan Oktober.  Bagi sobat-sobat yang masih penasaran atau ingn terus mengikuti materi perubahan ini silakan keep in touch … syukur-syukur mau pesan … atau bahkan mau pre-financing atau sponsoring proyek ini … agar harganya terjangkau, walaupun mahal atau murah tergantung VALUASI yang Anda berikan … 🙂

Salam

Fahmi Amhar

Tags: ,

August 1st, 2013

BULAN PERUBAHAN – Ramadhan Hari-23: UBAH REKREASI

fahmi-amhar-ubah-rekreasiSesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu cara mereka berrekreasi.

Manusia itu bukan robot, yang bisa melakukan suatu pekerjaan terus menerus tanpa istirahat.  Kalaupun fisik badannya memungkinkan, tetapi jiwanya akan kelelahan, dan itu bisa lebih berbahaya.  Karena itu Rasulullah pun mengajarkan, agar kita memberi hak istirahat pada tubuh kita.  Istirahat dalam arti kita meninggalkan sejenak aktivitas utama kita, agar tubuh kita segar kembali, mampu berkreasi kembali.  Itulah makna “rekreasi”.

Persoalannya, rekreasi yang seperti apa yang seharusnya kita lakukan?

Kalau bicara rekreasi, pikiran kita sering lari ke “tempat rekreasi” alias tempat wisata, atau bahkan tempat hiburan.  Kalau pas liburan panjang seperti lebaran, tempat rekreasi yang paling ramai – karena murah-meriah – adalah pantai, kebon binatang, atau alun-alun kota lengkap dengan kulinernya.  Kadang-kadang, jalan menuju ke tempat-tempat rekreasi itu bahkan sampai macet panjang, mencari tempat parkir juga susah.  Tetapi anehnya, orang tetap mau bersusah-payah ke sana.  Kenapa?  Karena justru itulah rekreasinya, selingan dari rutinitas.  Mungkin bagi mereka yang sehari-harinya biasa jalanan lancar, kemacetan adalah rekreasi.  Bisa menjadi bahan cerita!

Ada juga rekreasi yang lebih murah, yaitu cukup di rumah, baca buku, lihat TV, atau chatting via internet.  Ada juga yang berkebun, membereskan rumah, atau berkemah di halaman belakang (bagi orang yang rumahnya punya halaman).

Kalau yang punya uang, mereka berrekreasi ke tempat yang istimewa.  Mungkin ke Dufan di Ancol, mungkin juga ikut outbound-training sekaligus main golf di kawasan Puncak, melihat taman laut di Raja Ampat, atau bahkan belanja ke Singapur, atau Umrah.  Jangan dikira yang pergi Umrah itu semua bermotif ibadah.  Banyak juga yang sekedar rekreasi …

Tags: , , ,