Beyond the Scientific Way

Fahmi Amhar Official Blog
August 7th, 2013

BULAN PERUBAHAN – Ramadhan Hari-30: UBAH KONSISTENSI

fahmi-amhar-ubah-konsistensiSesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu cara mereka konsisten dalam hidupnya.

Konsistensi itu setidaknya ada tujuh macam:

Pertama, konsistensi internal.  Yakni konsistensi pada diri sendiri.  Konsisten antara fikiran dengan ucapan, antara ucapan dengan perbuatan.  Dengan ini kita pasti akan menjadi sosok pribadi yang memiliki reputasi tinggi, karena apa yang diucapkan benar-benar sesuai dengan yang dipikirkan dan benar-benar dilakukan.  Bukan seperti politisi jaim, yang hanya menjaga citranya dengan retorika atau keramahan jelang pemilu, tetapi apa yang dipikirkan dan diperbuatnya sama sekali berbeda.

Kedua, konsistensi temporal.  Yakni konsistensi sepanjang waktu.  Kesalehannya tidak cuma di bulan Ramadhan.  Setelah dilatih selama bulan Ramadhan, maka di bulan-bulan lain dia semakin meningkatkan amalnya.  Dia tidak cuma sholat, menutup aurat, menahan diri, qiyamul lail dan tadarrus di bulan Ramadhan, tetapi pasca Ramadhan dia tetap juga sholat, menutup aurat, menahan diri, qiyamul lail dan tadarrus – walaupun untuk yang terakhir ini, sebagai amalan sunnah mungkin tidak seintensif di bulan Ramadhan.

Ketiga, konsistensi spasial.  Yakni konsistensi di semua tempat.  Kesalehannya tidak cuma ketika dia berada di masjid, tetapi juga ketika dia tempat kerja, di pasar, di jalan raya, dan sebagainya.

Tags: , , ,

August 7th, 2013

BULAN PERUBAHAN – Ramadhan Hari-29: UBAH KADERISASI

fahmi-amhar-ubah-kaderisasiSesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu bagaimana mereka mempersiapkan generasi penerus (kaderisasi).

Setiap pembaharu selalu datang ke dunia sendirian.  Tak terkecuali Nabi Muhammad saw.  Tetapi kemudian mereka dapat mengubah dunia, karena mereka mencetak kader.

Kaderisasi adalah kunci keberhasilan perubahan, from zero to hero.

Kaderisasi juga kunci bagaimana capaian perubahan itu akan bisa dipertahankan.

Kegagalan setiap usaha perubahan adalah ketika sang tokoh tidak mampu melakukan kaderisasi.  Perjuangannya terlalu dipersonifikasi dengan dirinya, sehingga akhirnya perjuangannya meredup ketika dia beranjak tua dan lemah, dan perjuangannya pun ikut terlupakan ketika jasadnya terkubur ke dalam bumi.

Kehancuran sebuah bangsa yang maju juga bermula ketika estafet antar generasi dalam menjaga peradabannya tidak berjalan sempurna.  Akibatnya, generasi penerus tidak lagi memiliki spirit penjaga, apalagi pembangun atau perintis.  Mereka hanyalah generasi penikmat prestasi kakek moyangnya, padahal prestasi yang tidak dijaga pasti lambat laun akan rusak dan hancur dimakan usia, atau disusul oleh peradaban pesaingnya.  Itulah yang pernah terjadi pada peradaban-peradaban besar dunia, China kuno, Persia kuno, Romawi kuno, Mesir kuno, bahkan peradaban Islam !

Karena itu kaderisasi adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan agar suatu bangsa berubah menjadi bangkit dan terus maju.

Kaderisasi dimulai dari edukasi.  Para kader diasah agar memiliki jiwa yang dibutuhkan, ilmu yang diperlukan, dan ketrampilan yang membuat mereka mampu mengatasi ujian-ujian kehidupan.  

Tags: , , ,

August 6th, 2013

BULAN PERUBAHAN – Ramadhan Hari-28: UBAH KONSENTRASI

fahmi-amhar-ubah-konsentrasiSesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu bagaimana menaruh fokus pada perjuangannya (konsentrasi).

Konsentrasi akan berpengaruh pada perhatian, pada energi, juga pada waktu.  Sinar matahari biasa tidak mungkin membakar kertas. Tetapi bila ia dikonsentrasikan dengan sebuah lensa pada sebuah titik, maka kertas itu pasti akan terbakar.  Tenaga tangan seorang anak kecil tidak akan sanggup memecahkan batu.  Tetapi bila pukulan itu dilakukan dengan palu dan difokuskan dengan sebuah paku, batu itu akan pecah juga.

Demikian juga hidup kita.  Mayoritas manusia bukanlah mahluk dengan bakat super, baik kekuatannya, kecepatan geraknya, kecerdasannya maupun ketajaman nalurinya.  Tetapi, konsentrasi yang terlatih dapat mengubah segalanya.

Kita dapat melatih konsentrasi pikiran kita, agar ilmu yang sulitpun akhirnya dapat dikuasai.  Air yang cuma menetes pun dapat melubangi batu di bawahnya, ketika air itu fokus melakukan hal itu selama bertahun-tahun.  Jadi tidak ada ilmu manusia yang mustahil dikuasai, selama kita fokus.  Yang sering terjadi, ketika kita belajar, kesungguhan kita tidak cukup untuk benar-benar mencurahkan perhatian sepenuh hati ke apa yang kita pelajari.  Pikiran kita melayang-layang, sibuk berimajinasi atas hal-hal yang tidak prioritas, atau sibuk teralihkan dengan hal-hal remeh temeh, seperti mengintip berita selebriti, atau sekedar berulang-ulang update status 🙂

Kita juga harus fokus ke masa depan, agar tidak terus terbebani masa lalu, baik masa lalu itu dirasakan indah atau tidak.  Kita juga harus fokus ke solusi atas persoalan, dengan memberikan empati yang dibutuhkan, dan bukan hanya menghakimi persoalan tanpa memberi solusi.  Kita juga harus fokus pada proses, bukan pada hasil, karena segala sesuatu itu membutuhkan proses transisi yang perlu kesabaran.

Tags: , , ,