Beyond the Scientific Way

Fahmi Amhar Official Blog

Archive for the ‘Spiritual’ Category

BULAN PERUBAHAN – Ramadhan Hari-10: UBAH DIFFERENSIASI

Friday, July 19th, 2013

fahmi-amhar-ubah-defferensiasiSesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu “differensiasi”-nya atau membuat perbedaan dalam dirinya dengan masa lalu atau dengan orang lain.

Allah menciptakan manusia dengan berbagai perbedaan.  Perbedaan fisik, tempat lahir, latar belakang sosial, pendidikan dan sebagainya, itu qadha (kehendak Allah, di luar kekuasaan manusia).  Jadi ini perbedaan yang tidak akan diminta pertanggungjawaban, jadi juga tidak perlu dipersoalkan.  Perbedaan ini justru memudahkan manusia saling mengenal.  Coba bayangkan kalau semuanya seragam?  Kalau semua perempuan sama wajah dan pakaiannya, tentunya banyak suami yang kesulitan menemukan kembali yang mana istrinya.

Namun ada perbedaan yang justru harus kita ciptakan, kalau kita ingin berubah.  Ada dua perbedaan atau diferensiasi yang bisa kita lakukan:

Pertama, perbedaan dengan dirinya sendiri di masa lalu.  Tentunya perbedaan yang sifatnya mubah.  Syukur-syukur malah yang sunnah atau wajib.  Kalau dulu dia jarang berolahraga, sekarang bikin perbedaan dengan rajin olahraga tiap pagi, meskipun cuma senam atau jogging keliling RT 10 menit.  Kalau dulu tak pernah pakai baju putih dan peci haji, apa salahnya sekarang pakai baju putih dan peci haji.  Bagi yang belum berhaji, barangkali itu washilah untuk dimudahkan Allah jalan ke tanah suci.  Atau juga washilah untuk jadi berhati-hati dalam berbuat.  Ada sobat yang tinggal di Eropa, biasa beli daging di sebuah kios yang dijaga orang Turki.  Ketika suatu hari dia datang dengan kostum putih dan peci haji, tiba-tiba penjaga warungnya bilang, “Pak Haji, ini daging yang dijual di kios ini tidak halal.  Yang nyembelih orang kafir.  Saya mah cuma jaga warung saja …”.   (more…)

BULAN PERUBAHAN – Ramadhan Hari-9: UBAH PERSEPSI

Thursday, July 18th, 2013

Sesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu persepsinya tentang berbagai hal.

Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu serapan.  Persepsi ini dihasilkan dari informasi yang masuk ke pancaindera seseorang, kemudian oleh otaknya dihubungkan dengan berbagai informasi yang telah ada sebelumnya, baik informasi yang masih mengambang, maupun yang sudah mantap atau dianggap referensi.

Namun kualitas persepsi juga tergantung kecepatan orang berpikir dan berapa banyak otaknya dilatih.  Otak manusia memiliki keunikan, yakni makin sering dipakai, makin cepat dia berpikir dan makin banyak yang bisa disimpannya.  Tetapi kualitas latihan ini juga tergantung jenis informasi yang dimasukkan.  Ada informasi-informasi yang memperkuat otak, tetapi ada juga yang justru melemahkannya.  Membaca Qur’an, memecahkan persoalan matematika atau menganalisis berita politik, adalah termasuk informasi yang memperkuat otak. Sedang pornografi, opera sabun atau gossip murahan, adalah informasi yang melemahkan.  Otak melemah karena banyak sel-sel di otak yang terlena atau non aktif, kecepatan berpikir jadi berkurang, dan akibatnya persepsi yang dihasilkannyapun tidak optimal.
Di dunia bisnis, banyak analis ekonomi atau perencana keuangan yang berlatar belakang sains/teknik, karena konon otak mereka lebih terlatih memecahkan persoalan yang lebih rumit, sehingga terasa ringan dan lebih cepat ketika menghadapi persoalan bisnis atau finansial.  Itulah kenapa, para ilmuwan zaman dulu selalu melalui masa kanak-kanak sebagai penghafal Qur’an, atau ulama fiqih juga belajar matematika.  Di sisi lain, setiap orang yang sedang menghafal Qur’an wajib menghindari maksiat.  Bahkan menonton dangdut dengan biduanita yang mengumbar aurat bisa menghilangkan 1-2 juz dari memory.

 fahmi-amhar-ubah-persepsi

Adapun persepsi itu sendiri bisa bermacam-macam.  Ada persepsi tentang diri sendiri.  Ada persepsi tentang orang lain.  Juga persepsi tentang alam semesta, masyarakat, negara, dan sebagainya.  Semuanya akan menentukan apa yang akan dilakukan orang itu kemudian. (more…)

BULAN PERUBAHAN – Ramadhan Hari-8: UBAH INTERNALISASI

Wednesday, July 17th, 2013

fahmi-amhar-internalisasiSesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu cara mereka meng-internalisasi (menghayati) apa yang mereka telah ketahui dan amalkan.

Perbedaan manusia dengan malaikat adalah, manusia itu diberi kebebasan memilih, apa yang ingin dilakukannya. Kalau malaikat semuanya taat, tidak bisa ingkar atau maksiat.  Malaikat tidak diberi pilihan.  Manusia bisa memilih. Pilihan itu sesuai dengan apa yang diketahuinya, dan apa yang setelah itu menurutnya bermanfaat atau menguntungkannya, baik langsung maupun tak langsung, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Tanpa internalisasi, banyak amal dilakukan tanpa ruh, hanya seperti robot.  Ada orang sholat sudah puluhan tahun, bahkan juga pergi haji berkali-kali, tetapi tetap belum bisa “menghadirkan” Allah dalam dirinya.  Dia kesulitan merasakan nikmatnya ihsan dan ihlas.  Dia belum pernah bisa merasakan nikmatnya menangis di depan Allah, atau tergetar hatinya ketika mendengar ayat-ayat Allah.  Hanya orang yang rajin melatih meng-internalisasi amalnya itu yang mampu merasakan kelezatan iman.

Ketika dia wudhu, dia merasakan Allah sedang membersihkan noda-noda dosa dari dirinya.  Ketika dia sujud, dia merasa bersimpuh di depan Allah Yang Maha Perkasa yang siap menghukumnya atas kesalahannya.  Bahkan, setiap hari ketika dia merasakan lembutnya sinar matahari pagi, hatinya bisa tergetar, betapa Allah Maha Mengasihinya.  Padahal, Allah sangat mampu menjadikan syarafnya mati, sehingga dia tidak mampu lagi merasakan lembutnya sinar matahari itu. (more…)