Sekarang syariah sudah mulai “nge-trend”. Di mana-mana orang sudah semakin tidak “phobi” atau “risih” dengan label syariah. Sudah semakin banyak bank atau asuransi berlabel syariah. Bahkan hotel dan restoran syariah pun muncul bak cendawan di musim hujan.
Tentu saja orang masih bisa berdebat sejauh mana syariah benar-benar ada pada lembaga-lembaga itu. Maka sudah saatnya dirumuskan indikator suatu hal disebut “sesuai syariah”, agar pelabelan itu bisa terukur, sehinga yang sudah bisa dipertahankan, dan yang kurang bisa dilengkapi.
Maka lalu muncul pertanyaan, seperti apa “kota syariah” itu? Apakah sekadar kota yang tak ada maksiat di dalamnya? Tak ada lokalisasi pelacuran, tak ada miras, tak ada judi, tak ada diskotik atau “salon aneh-aneh”? Atau kota syariah adalah sebuah kota yang “menggiring” (tak cuma memfasilitasi) seluruh warganya agar melaksanakan seluruh syariah?
Beberapa walikota di Indonesia mendapat penghargaan internasional atas keberhasilannya membangun kota yang lebih humanis, kota yang tidak dilalap oleh gegap gempita investasi, kota yang juga untuk mereka yang lemah dan kurang beruntung. Sedang kota syariah adalah sebuah kota yang dirancang sedemikian rupa sehingga membuat mudah semua orang untuk selamat agamanya; sehat fisik, jiwa dan sosialnya; meningkat ilmu dan kecerdasannya; berkah rezekinya; dan mereka dapat meninggalkan dunia dengan khusnul khatimah.
Tentu saja, kota syariah pasti bukan kota yang setiap hari dihantui kesemrawutan atau kemacetan di jalanan, banjir setiap musim hujan, kumuh permukimannya, tidak aman jalanannya dan rawan terhadap bencana apa saja. (more…)
Hanya enam tahun setelah kesuksesan penerbangan pertama bermesin dari Wright bersaudara di Ohio, Khilafah Utsmani menjadi salah satu negara pertama di dunia yang memulai program penerbangan militer. Mengesankan karena tampak umat Islam dengan cepat mengadopsi teknologi ini untuk mendapatkan teknologi untuk melindungi Negara Islam dan ekspansinya, sebagaimana ditunjukkan oleh Nabi sendiri.
Dalam karyanya, At-Tabari melaporkan bahwa Nabi telah mengirimkan dua sahabatnya, ‘Urwah Ibnu Mas’ud dan Ghitan bin Salmah, ke kota Jarash di Suriah untuk mempelajari teknik pembuatan Dababas (senjata mirip tank) dan Manjaniq (ketapel raksasa). Ini adalah senjata yang digunakan Romawi waktu itu. Sirah Nabi juga memberi contoh seperti parit ala Persia dalam perang Khandaq.
Ketika teknologi dari pesawat bermesin dan senjata anti serangan udara dikembangkan, Negara Islam tidak membuang waktu dalam memperoleh teknologi tersebut untuk digunakan sendiri. Sejarah penerbangan tidak berbeda dari sejarah ilmu lain dan teknologi dalam pengembangan penerbangan terletak pada sejarah panjang dan kaya di mana kemajuan kecil berlangsung selama ribuan tahun dan pengembangan tidak hanya terjadi dalam beberapa tahun sebelum penerbangan pertama bermesin. (more…)
Dr. Fahmi Amhar
Baru saja tak cuma negeri kita terkena isu penyadapan oleh intelijen asing – bahkan kanselir Jerman pun berang pada Amerika Serikat yang dituduh menyadapnya. Dan itu sebenarnya bukan hal yang baru, bahwa setiap negara memiliki dinas mata-mata, yang salah satu tugasnya adalah memata-matai negara lain, baik kawan apalagi lawan – karena yang dulu kawan pun bisa saja di kemudian hari menjadi lawan yang lebih berbahaya.
Penyadapan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang dengan menanam suatu mikrofon amat kecil lengkap dengan pemancar radionya di dekat target yang mau disadap. Alat ini bisa ditaruh tanpa mencurigakan di kamar hotel, ruang rapat atau kendaraan target. Untuk kendaraan, kadang ditaruh GPS amat kecil – juga berpemancar – sehingga gerak gerik target bisa diikuti.
Yang sedikit lebih rumit adalah menyadap lalu lintas komunikasi. Penyadap perlu melacak frekuensi sinyal yang digunakan. Kalau komunikasi itu menggunakan internet, maka perlu mendeteksi lewat komputer mana saja email atau data itu mengalir. Bukan soal yang mudah. Karena itu, Amerika sampai mempekerjakan ribuan ahli matematika dan telematika untuk urusan sadap menyadap ini.
Timbul pertanyaan, apakah fenomena ini di masa lalu pernah terjadi dalam sejarah Islam? Daulah Islam di masa lalu mencakup wilayah yang sangat luas, membentang dari tepian Atlantik hingga tepian Pasifik, dari pegunungan Ural sampai gunung Kilimanjaro. Bagaimana cara-cara mereka dulu berkomunikasi, menyebarkan informasi dan membangun masyarakat yang beradab, kuat dan bermartabat dengan teknologi yang ada saat itu? Bagaimana mereka melindungi komunikasi mereka saat itu agar tidak jatuh ke tangan yang salah? Sejauh apa kontribusi ilmuwan Muslim dalam melindungi saluran komunikasi dari penyadapan? (more…)