SEPULUH IDE SEGAR UNTUK MENRISTEK BARU
Meski program 100 hari telah masuk ke Menko Perekonomian, program itu saya yakin masih dapat diperkaya. Lagipula, secara faktual Program 100 hari pasti akan terkendala oleh sistem anggaran kita (DIPA), yang tak selalu fleksibel, juga dengan sistem birokrasi kita, yang harus mentuntaskan tupoksi masing-masing yang telah ada.
Sementara itu ada kontrak politik antara presiden dengan para menteri — artinya untuk kementerian itu presiden akan ingat masalah itu. Misalnya tentang pemetaan kawasan perbatasan (bukan penegasan batas yang harus melibatkan pihak-pihak luar negeri), yang sebenarnya selama masih skala meso (1:50.000-1:100.000) bisa diselesaikan dalam 100 hari, misalnya dengan data SRTM dan citra ALOS-PALSAR/AVNIR. Baru kemudian tempat-tempat yang terindikasi perlu dipetakan lebih detil (misalnya jalur keluar masuk illegal logging) akan kita petakan selama tahun-tahun mendatang.
Namun ide-ide berikut ini insya Allah memang baru:
1. Free access hasil-hasil riset (format PDF) dari LPND Ristek, termasuk peta-peta Bakosurtanal.
2. Instalasi infrastruktur IT di gedung DPR dan Sekretariat Negara, termasuk dengan free internet-wifi-hotspot, sehingga wartawan yang meliput juga dapat dengan cepat mendapatkan bahan-bahan terkait RUU atau UU yang sudah disahkan,.
3. Inisiasi open access Database Paten Indonesia (join dengan ditjen HAKI). Contoh: uspto.gov.
4. Penelusuran paten-paten berguna di dunia yang telah habis masa perlindungannya (biasanya 20 tahun), untuk dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia.
5. Inisiasi interkoneksi riset LPD (Litbang Departemen), LPND (termasuk yang di luar ristek seperti BMKG, dll) dan LPND Ristek, yang selama ini diperankan FKK karena ristek kurang mengurusi.
6. Interkoneksi database skripsi+tesis (s2/s3) semua perguruan tinggi – bisa pakai wordpress (Romi Satria Wahono tahu howto). Ini jadi nilai untuk akreditasi BAN. Join dengan diknas.
7. Tracking asset SDM riset nasional, tidak cuma yang masih pns: tapi juga semua ex OFP, ex juara-juara LKIR LIPI / LPIR Diknas / LKIP mahasiswa / Olympiade Sains dsb. Juga mereka yang di LN. Join dg I4 – Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional.
8. Inisiasi film2 edukasi bertema iptek – ajak sineas-sineas muda alumni LKIR
9. Memulai audit teknologi pada berbagai proyek-proyek pemerintah sejak fase perencanaan untuk memverifikasi bahwa teknologi yang akan digunakan memang “economic-compliant”, “eco-friendly” dan “pro-kemandirian”.
10. Perlu ada pemetaan riset Indonesia “Who is working Where for What with Howmuch budget”.
Kalau yang sifatnya birokrasi:
1. Penyegaran pejabat-pejabat birokrasi di bawah Menristek (eselon-1), diganti dengan yang masih muda namun beprestasi (tampak dari trackrecord riset) dan diberi kesempatan menyampaikan visi-missi dan kontrak kinerja bila menjabat.
2. Reorganisasi beberapa LPND Riset (bisa pemekaran atau penggabungan) agar didapat kinerja yang maksimal.
Insya Allah kalau ada lagi disambung lagi …
Sekarang banyak orang silau,
Jadi pejabat apalagi menteri oh alangkah enaknya,
Dan banyak orang yang risau,
Kenapa bukan dia yang duduk di sana …
Padahal yang sudah pernah di sana tahu faktanya,
Jabatan resmi tidak otomatis berkuasa nyata,
Karena terlalu banyak persoalan tidak dikuasainya,
Terlalu banyak aturan tak pernah dibacanya,
Dia bergantung pada orang-orang di sekelilingnya,
Padahal terlalu banyak orang tidak dikenalnya.
Pejabat yang cuma gila harta dan tahta,
Semua itu tidak memusingkannya,
Tetapi pejabat yang masih punya rasa,
Membuatnya serasa dihimpit benua.
Bayangkan kau jadi menteri ekonomi,
Tetapi semua pidatomu harus dibuatkan Bank Dunia,
Sehingga kalau kau bicara tanpa teks tentang ekonomi rakyat,
Habis itu hampir pasti kau didamprat.
Bayangkan kau jadi menteri olahraga,
Tetapi pembantumu harus ustad-ustad,
Kemudian mereka harus membuka acara,
Festival voli pantai dengan gadis-gadis yang membuka aurat.
Bayangkan kau jadi menteri pendidikan,
Anggaranmu membuat iri semua orang,
Tetapi kau tak kuasa menghentikan acara-acara anti pendidikan,
Yang diumbar di media-media massa atas nama kebebasan.
Bayangkan kau jadi presiden,
Tetapi dua karung surat dari para tokoh dunia tidak pernah disampaikan kepadamu,
Kau juga tidak bebas menghubungi mereka, atau membuka sendiri email mereka,
Dan ketika sebuah dokumen harus kau tanda tangani,
Kau hanya diberi waktu lima menit untuk membacanya,
Itupun kalau dokumen itu sampai ke mejamu.
Siapapun yang memiliki pengaruh,
Yang diikuti oleh pejabat, menteri atau presiden sekalipun,
Suka atau tidak suka,
Terlihat kecil ataupun raksasa,
Itulah penguasa yang sesungguhnya,
sekalipun status tidak disandangnya,
sekalipun publik tidak mengenal namanya.
FA
(2009-10-21, ketika nama anggota KIB-2 diumumkan)
Fahmi Amhar
Di saat “demokrasi” sedang “trendy”
Di saat “hak asasi manusia” sedang menjadi “paradigma”
Di saat “pasar bebas” sedang rame-rame menjadi “alat pemuas”
Di saat “perang melawan terorisme” sedang menjadi “pembenaranisme”
Di saat itulah kau diuji
Apakah kau “ikut pada yang banyak” – atau kau ikut pada hati nurani ….
Kami tidak setuju dengan diktator ataupun otokrasi,
Sebagaimana kami juga tidak setuju anarki maupun demokrasi,
Yang kami inginkan hanya sebuah kedaulatan hakiki anak negeri,
Untuk mewujudkan perintah-perintah ilahi menjadi rahmat di bumi ini …
Kalau kalian bingung dengan sikap mereka, kawan,
Jangan gegabah menuduh mereka pengkhianat ataupun lawan,
Mereka tidak pernah melakukan korupsi ataupun kekerasan,
Ajak mereka bicara, coba cerna apa yang mereka katakan,
Mereka tidak akan memaksamu mengikuti yang mereka inginkan,
Sebagaimana kalian tak akan mampu memaksakan pikiran kalian,
Karena pemikiran hanya dapat dikalahkan oleh pemikiran,
Dan sejarahlah yang akan membuktikan,
Pikiran mana yang akan bertahan melampaui zaman.
Salam
FA
.- ——————————————————————————————-
Date: Tue, 20 Oct 2009 18:00:21 -0700
From: bagoes_nirwana@yahoo.com
To: img_itb@yahoogroups.com; img@itb.ac.id; Polombuh@yahoogroups.com; kamerad97@yahoogroups.com; iagd@iagditb.net
Subject: [iagd] 5000 Mahasiswa Bersumpah akan Berjuang Menegakkan Negara Khilafah di Indonesia
Menurut saya jelas-jelas sebuah pengkhianatan
Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=158100394525&id=98636374558&ref=share
Demokrasi, demokrasi, demokrasi pasti mati…
Demokrasi, demokrasi, demokrasi pasti mati…
Khilafah, Khilafah, akan tegak kembali…
Khilafah, Khilafah janji Allah yang pasti…
Itulah salah satu yel-yel yang dinyanyikan lebih dari 5000 mahasiswa-mahasiswi Islam dari berbagai perguruan tinggi dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Ambon, Papua, Bali, Madura dan Jawa dalam Kongres Mahasiswa Islam Indonesia (KMII), Ahad (18/10) di depan Basket Hall, Senayan, Jakarta.
Dengan penuh semangat, dari pagi hingga matahari tepat di atas kepala, mereka berulang kali melompat-lompat menerikan yel tersebut di sela-sela orasi para cendikiawan Muslim diantaranya adalah Fahmi Amhar, Dwi Condro Triono dan Fahmi Luqman di samping orasi dari para perwakilan mahasiswa. …