PUISI PENGELANA: Istanbul (2)
Tempat Sultan Ahmet dulu duduk bersama rakyatnya
mendengar keluhan mereka
membalasnya dengan visi dan inspirasi fi sabilillah
Aku berdiri di depan Masjid Sulaemania
Tempat Sultan Sulaiman memberangkatkan mujahidinnya
Yang pernah sampai di depan pintu Wina
dengan semboyan
Tanah yang pernah diinjak kuda Sultan adalah bumi Islam
Aku melintasi teluk Tanduk Emas
Sambil terbayang pada Sultan Mehmet al Fatih
Yang menyeberangkan kapal-kapalnya dari Bosporus ke sana
Melewati daratan dan bukit-bukit terjal, tanpa terduga
Aku rindu pada masa-masa
ketika ummat ini masih memiliki kemuliaannya
dengan aqidahnya, syari’atnya, jihadnya
karena itu memunculkan ide-ide cemerlang dari otakknya
Aku ngeri dengan sekulerisme yang menyebar kemana-mana
Laksana virus yang menggerogoti akal dan jiwa manusia
Sehingga mereka selalu mencari hiburan pemuas nafsu dunia
Tapi harkat dirinya masuk ke kerangjang sampah sejarah
Terpuruk dan ternista
(Istanbul, Juli 2004)
Tags: eropa, istanbul, puisi, puisi fahmiamhar, turki
Leave a Reply