PERTAMINI JUGA BISA RUGI LHO!
Misalnya gini:
Harga beli Pertalite: Rp 7800,-
Harga jual Pertalite: Rp 9000,-
Sekilas untung Rp 1200 / liter ya?
Kalau dia bisa jual 200 liter / hari, maka seolah dipastikan untung bersih Rp 240.000 / hari.
Atau dalam sebulan, dia untung Rp 7,2 jt.
Bagaimana kalau realitasnya, dia mesti bayar
- cicilan mesin Pertamini Rp 1000.000 / bulan. (10x cicilan). Harga cash mesin Rp 8,5 jt.
- sewa lapak Rp 800.000 / bulan.
- Gaji pegawai yang nungguin Rp 3 jt / bulan.
Jadi fixed cost 10 bln pertama: 4,8 jt / bulan.
Jadi untung bersih realistis: 7,2 – 4,8 = 2,4 jt.
- Persoalannya, ada pandemi lalu resesi. Harapan omset turun, dari semula 200 liter, tinggal 100 liter. Jadi pemasukan tinggal 3,6 jt.
Karena fixed cost tetap, maka kini dia rugi tiap bulan 3,6 – 4,8 = 1,2 jt. - Nah Pertamina kira-kira omsetnya sejuta kalinya ini. Apalagi kalau Komutnya harus digaji Rp 170 jt / bulan++ ditambah ada Milyaran Tantiem untuk seluruh direksi & komisaris. Belum aneka fasilitas, aneka entertainment & aneka CSR.
- Aneh juga, bila perusahaan rugi tapi bisa bagi-bagi tantiem. Ini mustahil kalau pakai sistem syariah. Di situlah saya kadang bertakon-takon.