Akhirnya puisinya selesai juga … Meski mungkin ada satu-dua baris yang masih bisa di-update bila ketemu kalimat yang lebih indah dan sarat makna. Selanjutnya akan ada puisi ADA 70 CALON BIDADARI SURGA DI ANTARA KITA.
ADA 70 BIDADARI MENANTI KITA DI SURGA
Ada 70 bidadari menanti kita di surga.
Masing-masing memiliki amalan favorit yang membuatnya bahagia.
Ada yang favoritnya pada pencarian ilmu dan kata-kata bijaksana.
Ada yang favoritnya pada mempelajari Qur’an atau mengajarkannya
Ada yang favoritnya pada meninggalkan segera yang tidak memiliki dalil dari Allah atau Rasul-Nya
Ada yang favoritnya pada ilmu bermanfaat yang ditinggalkannya kepada umat manusia
Ada yang favoritnya pada mendidik manusia sehingga mengenal Tuhannya
Ada yang favoritnya pada air wudhu yang membuat wajah bersinar ceria
Ada yang favoritnya pada menyerukan adzan memanggil manusia pada saat-saatnya
Ada yang favoritnya pada tegaknya shalat yang mencegah perbuatan keji nan sia-sia
Ada yang favoritnya pada puasa Ramadhan yang tak cuma lapar dan dahaga
Ada yang favoritnya pada bacaan Qur’an yang mencerahkan akal dan menyejukkan jiwa
Ada yang favoritnya pada qiyamul lail yang membuat seorang sepertiga malam terjaga
Ada yang favoritnya pada zakat yang membersihkan harta
Ada yang favoritnya pada haji mabrur yang membuka wawasan dunia
Ada yang favoritnya pada menutup aurat di depan orang-orang non mahram dewasa
Ada yang favoritnya pada makan minum yang halal dan thayyib pada saatnya
Ada yang favoritnya pada berbuat baik kepada kedua orangtua terlebih di masa senjanya
Ada yang favoritnya pada perlakuan bersahabat yang penuh cinta pada keluarganya
Ada yang favoritnya pada mencetak generasi saleh titipan Sang Pencipta
Ada yang favoritnya pada memperlakukan baik tetangga seolah-olah akan menjadi ahli warisnya
Ada yang favoritnya pada mengasihi anak yatim yang terlunta seolah-olah anak kandungnya
Ada yang favoritnya pada memberi makan kaum dhuafa di hari kelaparan melanda
Ada yang favoritnya pada mengasihi binatang karena Allah memerintahkannya
Ada yang favoritnya pada menanam pohon sekalipun kiamat akan datang di sore harinya
Ada yang favoritnya pada berdiam diri bila tidak mampu mengucapkan kalimat yang bijaksana
Ada yang favoritnya pada kesabaran menerjang derita yang tak kunjung sirna
Ada yang favoritnya pada tawadhu’ meski memiliki prestasi kelas dunia
Ada yang favoritnya pada menjaga diri dari maksiat meski tiada yang melihatnya
Ada yang favoritnya pada mengakui kesalahan dan meminta hukum syara’ diterapkan atasnya
Ada yang favoritnya pada memaafkan kesalahan meski dia sanggup membalasnya
Ada yang favoritnya pada membalas kejahatan dengan amalan yang sebaik-baiknya
Ada yang favoritnya pada menyingkirkan kemungkaran dengan kekuasaannya
Ada yang favoritnya pada mengungkap kemungkaran dengan kata-katanya
Ada yang favoritnya pada menolak kemungkaran dengan sepenuh hatinya
Ada yang favoritnya pada adilnya pemimpin meski amat berkuasa
Ada yang favoritnya pada ibadah yang ditekuni dari usia muda
Ada yang favoritnya pada hati yang terkait pada rumah-rumah Allah Azza wa Jalla
Ada yang favoritnya pada pertemuan dan perpisahan karena Allah belaka
Ada yang favoritnya pada penolakan ajakan berzina yang ditawarkan wanita jelita
Ada yang favoritnya pada sedekah yang disembunyikan bahkan dari tangan sebelahnya
Ada yang favoritnya pada mengingat Allah hingga bercucuran air mata
Ada yang favoritnya pada aktivitas bisnis yang bebas maisir, gharar dan riba
Ada yang favoritnya pada membayar upah pekerja sebelum kering keringatnya
Ada yang favoritnya pada jual beli yang tak pernah memanipulasi neraca
Ada yang favoritnya pada menjadikan sedekah hutang orang yang tak berdaya
Ada yang favoritnya pada pemenuhan janji atau sumpah dalam aqad-aqadnya
Ada yang favoritnya pada bersegera memenuhi setiap seruan syariat sekalipun berat dirasakannya
Ada yang favoritnya pada menghargai waktu agar tidak merugi di akherat dan di dunia
Ada yang favoritnya pada selalu berpesan dengan kebenaran dan kesabaran di setiap masa
Ada yang favoritnya pada selalu mensyukuri karunia Tuhannya, berapapun besarnya
Ada yang favoritnya pada berangkat tidur tanpa mensisakan sedikitpun dengki di hatinya
Ada yang favoritnya pada mendamaikan orang-orang yang bersengketa
Ada yang favoritnya pada bersilaturahmi pada saudaranya meski tidak berperkara
Ada yang favoritnya pada mengutamakan kebutuhan saudaranya meski dia sendiri menderita
Ada yang favoritnya pada menahan amarah yang meski sangat benar alasannya
Ada yang favoritnya pada menutupi aib saudaranya
Ada yang favoritnya pada memberikan persaksian yang benar pada saat dibutuhkannya
Ada yang favoritnya pada berlaku adil sekalipun terhadap orang-orang yang dibencinya
Ada yang favoritnya pada menjadikan dakwah sebagai poros hidupnya
Ada yang favoritnya pada ketegaran menghadapi ancaman, fitnah dan hinaan dalam aktivitasnya
Ada yang favoritnya pada bai’at sumpah setia membela pemimpin yang akan menerapkan Islam lebih dari membela istrinya atau anak-anaknya.
Ada yang favoritnya pada mentaati pemimpin yang taqwa baik di depan maupun di belakangnya
Ada yang favoritnya pada mengingatkan pemimpin dengan ilmu agar bertaqwa
Ada yang favoritnya pada kalimat yang benar di depan penguasa durhaka
Ada yang favoritnya pada hijrah meski membuatnya miskin dan sebatang kara
Ada yang favoritnya pada jihad fi sabilillah di medan laga
Ada yang favoritnya pada membebaskan manusia dari penindasan atau status hamba sahaya
Ada yang favoritnya pada mengelola sumberdaya alam untuk maslahat ummat oleh negara
Ada yang favoritnya pada memudahkan urusan rakyat jelata tanpa diminta
Ada yang favoritnya pada menjaga kesatuan negeri-negeri Islam dari segala bahaya
Ada yang favoritnya pada menegakkan keadilan, sekalipun sanksi akan jatuh pada keluarganya
Dan Allah masih memiliki bidadari-bidadari yang lain dalam jumlah tak terhingga
Bidadari-bidadari yang ideal tubuhnya, cantik wajahnya, dan muda usianya
Yang aroma selembar rambutnya bisa membuat seluruh manusia di dunia terpesona
Yang menyamakan mereka adalah, mereka hanya bisa ditemui di surga sana
Tempat kembali orang-orang beriman suami-suami mereka
Apakah kira-kira mereka akan bahagia?
Kalau mereka dijodohkan dengan kita?
Sedang modal kita hanya doa tanpa amalan favorit mereka?
(14 Ramadhan 1432 H / 14 Agustus 2011 M)
Kelanjutan puisi syariah … 70 Bidadari …
Ada 70 bidadari menanti kita di surga.
Masing-masing memiliki amalan favorit yang membuatnya bahagia.
Ada yang favoritnya pada pencarian ilmu dan kata-kata bijaksana.
Ada yang favoritnya pada mendidik manusia sehingga mengenal Tuhannya
Ada yang favoritnya pada mempelajari Qur’an atau mengajarkannya
Ada yang favoritnya pada mengasihi anak yatim yang terlunta.
Ada yang favoritnya pada memberi makan kaum dhuafa
Ada yang favoritnya pada mengasihi binatang karena Allah memerintahkannya
Ada yang favoritnya pada air wudhu yang membuat wajah bersinar ceria
Ada yang favoritnya pada tegaknya Shalat yang mencegah perbuatan keji nan sia-sia
Ada yang favoritnya pada sujud yang penuh derai air mata cinta kepada Tuhannya
Ada yang favoritnya pada puasa Ramadhan yang tak cuma lapar dan dahaga
Ada yang favoritnya pada bacaan Qur’an yang menyejukkan jiwa
Ada yang favoritnya pada qiyamul lail yang membuat seorang sepertiga malam terjaga
Ada yang favoritnya pada i’tikaf yang menahannya dari perbuatan tercela
Ada yang favoritnya pada zakat yang membersihkan harta
Ada yang favoritnya pada haji mabrur yang membuka wawasan dunia
Ada yang favoritnya pada berbuat baik kepada kedua orangtua
Ada yang favoritnya pada memberikan cinta kepada anak-anak titipan Sang Pencipta
Ada yang favoritnya pada hijrah meski membuatnya miskin dan sebatang kara
Ada yang favoritnya pada jihad fi sabilillah di medan laga
Ada yang favoritnya pada kalimat yang benar di depan penguasa durhaka
Ada yang favoritnya pada kesabaran menerjang derita yang tak kunjung sirna
Ada yang favoritnya pada tawadhu’ meski memiliki prestasi kelas dunia
Ada yang favoritnya pada menjaga diri dari maksiat meski tiada yang melihatnya
Ada yang favoritnya pada adilnya pemimpin meski amat berkuasa
Ada yang favoritnya pada ibadah yang ditekuni dari usia muda
Ada yang favoritnya pada hati yang terkait pada rumah-rumah Allah Azza wa Jalla
Ada yang favoritnya pada pertemuan dan perpisahan karena Allah belaka
Ada yang favoritnya pada penolakan ajakan berzina yang ditawarkan wanita jelita
Ada yang favoritnya pada sedekah yang disembunyikan dari sesama
Ada yang favoritnya pada mengingat Allah hingga bercucuran air mata
Ada yang favoritnya pada aktivitas bisnis yang bebas riba
Ada yang favoritnya pada jual beli yang tak pernah memanipulasi neraca
Ada yang favoritnya pada pengelolaan sumberdaya alam atas nama ummat oleh negara
Ada yang favoritnya pada menutup aurat di depan orang-orang non mahram dewasa
Ada yang favoritnya pada makan minum yang halal dan thayyib pada saatnya
… (masih kurang … )
Apakah kira-kira mereka akan bahagia?
Kalau mereka dijodohkan dengan kita?
Sedang modal kita hanya doa tanpa amalan favorit mereka?
Dr. Fahmi Amhar
Yaman sedang bergolak. Presidennya terluka dan kabur berobat ke Saudi Arabia. Suasana politik menjadi serba belum pasti hingga tulisan ini ditulis. Dalam suasana seperti itu tentu sulit untuk melanjutkan kehidupan secara normal, apalagi aktivitas pendidikan dan pengembangan sains dan teknologi.
Dahulu, ketika Khilafah masih tegak dan syari’ah masih diterapkan, keributan politik tak banyak berpengaruh pada aktivitas pendidikan dan pengembangan sains, karena aktivitas ini sudah melebur dalam kehidupan masyarakat. Karena itu meski Khalifah silih berganti, dan sebagian bahkan secara berdarah, tetapi pendidikan tetap berjalan dengan kualitas tinggi, melanjutkan nilai-nilai Islam ke generasi berikutnya. Para ilmuwan juga tetap berkarya, karena era yang baru tentu tetap membutuhkan kontribusi mereka.
Di masa lalu, meski Yaman tidak sebesar Baghdad atau Cordoba, namun Yaman ternyata juga pernah punya sejumlah ilmuwan besar.
Yang pertama Ya’qūb ibn Isḥāq al-Kindī (Alkindus), yang dijuluki “guru-filosof-kedua-pasca-Aristoteles”. Beliau hidup dari 801 – 873 M. Meski lahir di Kufah Iraq, tetapi al-Kindi adalah keturunan bani Kindah yang berasal dari Yaman. Selain filosof, dia juga ahli berbagai bahasa, juga dokter yang meneliti dosis tepat khasiat obat (farmakologi) dan menggabungkannya dengan khasiat terapi musik, bahkan juga berexperimen dengan cryptografi – bagian ilmu matematika untuk menyandi dan mengungkap informasi yang tersandi. Al-Kindi pernah menjadi tokoh sentral di Baitul Hikmah di Baghdad, dan beberapa khalifah Abbasiyah menunjuknya untuk menjadi guru privat anak-anak Khalifah serta memimpin tim penerjemahan banyak naskah Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Karena naskah-naskah ini umumnya membahas filsafat, maka dalam perkembangannya, tulisan-tulisan al-Kindi tentang filsafatlah yang paling banyak dibicarakan orang.
Potret al-Kindi
Sebagian dari karya filsafat al-Kindi memang kontroversial dan menjadi sasaran kritik para ahli Ushuluddin. Misalnya al Kindi menganggap bahwa wahyu dan pengetahuan empiris adalah dua jalur yang sama-sama menuju Tuhan. Ini bisa diartikan bahwa tanpa wahyupun orang bisa mendapatkan kebenaran bagaimana cara beribadah dan cara hidup di dunia lainnya. Sayangnya, tidak banyak tulisan asli al-Kindi yang bertahan hingga zaman modern untuk direview. Sebagian yang ada hingga kini adalah komentar atas komentar tulisan al-Kindi. Bisa saja, komentar yang pertama sudah bias karena tidak memahami pendapat asli al-Kindi.
Ilmuwan Italia zaman Rennaisance Geralomo Cardano (1501-1575) menyebut al-Kindi sebagai salah satu dari 12 pemikir terbesar Zaman Pertengahan. Menurut Ibn an-Nadim, al-Kindi menulis sedikitnya 260 buku, di antaranya 32 buku tentang geometri, 22 buku tentang kedokteran, 22 buku filsafat, 9 buku logika, 12 buku fisika. Meskipun banyak bukunya telah hilang, sebagian terjemahan latinnya diselamatkan Gerard of Cremona dan sebagian lain ditemukan di sebuah perpustakaan di Turki.
Dari buku cryptografi al-Kindi
Harbi al-Himyari adalah ilmuwan Arab dari Yaman hidup antara abad 7 – 8 M. Dia adalah salah satu guru dari ahli kimia terbesar Jabir al Hayyan. Namun biografinya tidak banyak diketahui.
Abū Muḥammad al-Ḥasan ibn Aḥmad ibn Ya‘qūb al-Hamdānī (sekitar 893-945 M) adalah muslim Arab yang ahli geografi, pujangga, ahli bahasa, sejarahwan dan astronom. Dia berasal dari suku Hamdan, di barat ‘Amran Yaman. Dia adalah salah satu wakil kebudayaan Islam pada masa-masa akhir Khilafah Abbasiyah.
Sayang data biografi al-Hamdānī sangat sulit diketahui, meskipun karya ilmiahnya tersebar luas. Dia sangat dikenal reputasinya sebagai grammarian (ahli bahasa), tetapi juga menulis banyak puisi, mengkompilasi tabel astronomi, dan menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mempelajari sejarah dan geografi kuno Arabia.
Ayahnya adalah pengelana dan sering harus ke kota-kota Kufah, Baghdad, Basra, Oman dan Mesir. Pada usia 7 tahun, dia telah mulai bercakap tentang pengelanaan. Dia lalu pergi ke Makkah dan tinggal dan belajar di sana lebih dari enam tahun. Belakangan dia balik ke San’a dan berkarya di Himyar. Namun sikapnya yang kritis terhadap politik membuatnya dipenjara hingga dua tahun. Setelah dilepas dia kembali ke Rayda, dan dalam perlindungan sukunya, dia berkarya di sana sampai wafat hingga 945 M.
Karya al-Hamdani tentang Geografi Jazirah Arab (Sifat Jazirat ul-Arab) adalah karya yang sangat penting di bidang ini, bahkan hingga seribu tahun kemudian (!) sebagaimana diakui oleh A. Sprenger dalam bukunya “Post- und Reiserouten des Orients” (Leipzig, 1864) dan dalam “Alte Geographie Arabiens” (Bern, 1875). Karya besar al-Hamdānī yang lain adalah “Iklil” (Mahkota) yang membahas genealogi (silsilah) para Himyarit, peperangan di antara mereka dan para rajanya, dalam 10 jilid. Jilid 8 tentang kota-kota dan istana di Arab Selatan telah diedit dan dikomentari oleh Müller dalam buku “Die Burgen und Schlösser Sudarabiens” (Vienna, 1879-1881).