Beyond the Scientific Way

Fahmi Amhar Official Blog

Archive for the ‘Islam’ Category

EXTRIM

Tuesday, April 9th, 2013

Sikap ekstrim itu bisa ada di mana-mana,
Kalau di umat Islam, ada yang bilang hukum itu cuma dua, bukan lima,
Tidak ada itu sunnah-mubah-makruh, yang ada fardhu dan haram saja,
Yang tidak panjangkan janggut, dianggap ingkari teladan Nabi kita,
Yang mendendangkan nasyid, dituduh banyak beramal sia-sia,
Yang pro vaksin, dikafirkan sebagai agen Dajjal pendusta dunia.

Tapi di kalangan liberal, extrim itu juga bukan gejala langka,
Mereka bilang, kalau anti demokrasi, cari planet lain saja,
Mereka heran, anti demokrasi koq kerja jadi pegawai penguasa,
Mereka katakan, karena punya KTP berarti jadi warga negara,
dan itu berarti wajib menjunjung hukum dan pemerintahannya.

Betul, sikap extrim itu bisa ada di mana-mana,
Mereka bisa ustadz, professor, pejabat maupun rakyat jelata,
Penyebabnya bukan cuma kebodohan belaka,
Tetapi kadang juga kemalasan untuk sekedar bertanya,
Juga kesombongan untuk merenungkan jawabannya.

PERBANDINGAN DRAF AWAL DAN DRAF FINAL RUU ORMAS

Monday, April 8th, 2013

Buat yang ingin membandingkan, draf awal RUU Ormas ada di:
http://www.dpr.go.id/id/ruu/Korpolkam/Komisi2/141/RUU-Tentang-Organisasi-Masyarakat)
sedang draf final RUU tgl 2 April 2013 ada di Draft RUU s.d. Tgl 2 April 2013 (Hasil Timus).

Draf final didapatkan dari salah seorang anggota Komisi-2.
Silakan dipelajari.

(more…)

Pedang Berteknologi Masa Depan!

Thursday, April 4th, 2013

Dr Fahmi Amhar

Syariat jihad pada zaman khilafah Islam telah mendorong tidak cuma semangat yang berkobar untuk berjuang dengan mengorbankan harta dan jiwa, tetapi juga menarik sains dan teknologi ke level yang jauh lebih maju.  Salah satu yang mengesankan – dan hingga kini masih misteri – adalah adanya teknik logam (metalurgi) yang amat tinggi, dibuktikan dengan pernah dibuatnya Pedang Damaskus pada kisaran tahun 1100 sampai dengan tahun 1750.  Pedang ini terkenal dengan ketajamannya dan memiliki bahan yang kuat dan lentur.

Pedang Damaskus itu sendiri dikenal sebagai pedang yang digunakan oleh Salahuddin al Ayyubi, seorang sultan Mesir-Syria sekaligus panglima perang yang dapat merebut kembali Jerussalem dari tangan bangsa Nasrani melalui perang Hattin. Salahuddin terkenal di dunia Islam maupun Kristen karena kepemimpinan, kecakapan militer, dan sifat ksatria dan pengampunnya pada saat melawan tentara Salib. Dan dia adalah juga seorang ulama.

Tahun 1192. Richard Berhati Singa (Lion Heart), raja Inggris dalam Perang Salib III, bertemu Salahuddin. Sir Walter Scott mendramatisasi kisahnya dalam novel “The Talisman”, bagaimana keduanya memamerkan senjata masing-masing.

Richard mengeluarkan  pedang lebar mengilap buatan pandai besi terbaik Inggris. Salahuddin  menghunus pedang lengkung buatan pandai besi Damaskus yang  tidak mengilap. Richard memapas sebuah kotak dari besi hingga putus dan Salahuddin Al Ayubi melepaskan kain sutra halus hingga terbang dan sutra tersebut putus ketika tersentuh tajamnya pedang.

Teknik pembuatan pedang Damaskus ini begitu rahasia sehingga hanya beberapa keluarga pandai besi di Damaskus saja yang menguasainya. Ini juga yang menyebabkan teknik pembuatan baja Damaskus akhirnya punah. Hingga kini teknologi metalurgi yg paling canggih pun belum mampu membuat pedang yang lebih tajam dari pedang Damaskus.

Sebuah penelitian mikroskopik pada pedang-pedang Damaskus di museum, menemukan bahwa pedang-pedang ini ternyata memiliki semacam lapisan kaca di permukaannya. Bisa dikatakan para ilmuwan Muslim di Timur Tengah telah menguasai teknologi nano sejak seribu tahun yang lalu. (more…)