Nabi Isa turun ke dunia lagi – dalil Ahmadiyah ???
Hadits tentang bakal turun kembalinya Nabi Isa ke dunia menjelang Hari Kiamat, memang ada.
Hadits ini adalah salah satu dari dalil atau argumentasi hampir semua kelompok-kelompok Islam sempalan.
Ahmat Mossadeqh (kelompok Qiyadah Islamiyah) yang sudah dilarang, pakai ini. Dia mengaku “al-Masih al-Mau’ud”.
Demikian juga Ahmadiyah. Ketika SKB keluar, Jubir Ahmadiyah Syamsir Ali merujuk buku Fiqh non Ahmadiyah yang menyebutkan bahwa ada hadits Nabi Isa akan kembali lagi. Jadi – logika dia – bakal ada nabi lagi setelah Muhammad. Karena itu – logika dia – tidak bisa menyalahkan Ahmadiyah karena pasal ini.
JUSTRU DI INI POIN SESATNYA AHMADIYAH:
Mereka mengklaim Mirza Ghulam Ahmad itu sebagai Nabi Isa yang turun kembali itu.
Dalam pandangan Islam, Nabi Isa bin Maryam memang tidak dibiarkan mati di tiang salib, tetapi diselamatkan Allah, dan akan diturunkan kembali ke dunia sebelum hari kiamat.
Ini artinya, andaikata Mirza Ghulam Ahmad itu memang Nabi Isa, maka harus ada bukti-bukti sebagai berikut:
1. Dia harus tidak punya nasab kepada siapapun, kecuali kepada Bunda Maryam. Sedang Mirza Ghulam Ahmad itu diketahui jelas siapa Bapak Ibunya yang orang India itu …
2. Karena Nabi Isa itu tidak punya ayah biologis maupun genetis, maka kalau diteliti DNA-nya, pasti ada “something interesting”.
3. Karena Nabi Isa ini adalah Nabi Isa yang dulu diambil dari Yerusalem, maka pasti dia berbicara bahasa yang dipakai di sana saat itu (mungkin bahasa Ibrani – karena dia adalah bani Israel, atau bahasa Suryani – karena dia adalah warga Syria yang dijajah Romawi).
4. Karena Nabi Isa itu diberi mukjizat seperti mampu menyembuhkan segala penyakit, maka tentu kemampuan itu masih ada (mampu menyembuhkan AIDS atau kanker) sebagai pembukti bahwa dia adalah Nabi Isa yang asli, bukan palsu seperti Mossadeqh atau Mirza Ghulam Ahmad.
Bagaimana mungkin fenomena ini bisa dijelaskan?
Mudah saja. Bayangkan saja bahwa ada Malaikat yang diperintah Allah membawa Nabi Isa dalam suatu perjalanan dengan kecepatan mendekati cahaya, sehingga ada “time-dilatation”. Orang yang berada dalam perjalanan, hanya akan merasakan waktu berjalan beberapa detik atau jam saja, sedang yang di luar, merasakan waktu berjalan ribuan tahun. Hal semacam ini pernah terjadi pada Ashabul Kahfi. Pada Nabi Isa, efeknya, dia “hilang” di tahun 30-an (abad pertama era Masehi), dan muncul lagi di masa depan (entah kapan). Namun dia tetap Nabi Isa yang dulu, bukan dilahirkan kembali oleh ibu yang lain seperti para nabi palsu itu.
Jadi begitu penjelasannya.
Salam
FA.-
Leave a Reply